KEMBESNAS SAKO SPN 2018
Perkemahan Besar Nasional telah berlalu.
Suka dan duka dalam perkemahan mengharu biru jadi satu dalam kalbu. Tak ada lagi rasa cemburu oleh perbedaan kontingen, sangga dan regu. Yang ada, adalah rasa rindu yang menderu-deru ingin kembali bertemu.
Tahun depan seolah ta' sabar ku tunggu. Bertemu dalam balutan pakaian yang berjiwa satu, coklat muda, coklat tua dan kacu. Pun upacara yang khusyu serta permainan dan perlombaan yang seru, walau kadang terselip rasa ragu untuk tampil maju.
Kakak-kakakku yang tercinta, ayo kita petik hikmah dari setiap acara. Prosedur embarkasi bukan sekedar tertib administrasi, tapi mengajarkan sikap santun dan perwira. Angkat mengangkat bawaanpun jadi cerita, walau dia tahu dimana harus dirikan tenda. Dari embarkasi inilah terpotret tabiat rukun, kompak dan kerjasama.
Upacara bukan hanya mengajarkan gerak baris berbaris dan sikap sempurna. Di dalamnya ada pelajaran menanamkan jiwa disiplin, konsentrasi dan cinta Indonesia. Berkibarnya bendera merah putih, lembaga dan pramuka memupuk semangat hormat pahlawan bangsa, cinta negara dan siap berjuang menegakkibarkan 'sang pusaka'.
Tali temali bukan sekedar giat, bukan cuma numpang lewat, bukan pula hanya tali diikat pada tongkat. tapi mengandung banyak manfaat. Peserta dilatih bekerja secara cermat, cepat dan tepat, bekerja dalam tim yang hebat dan membiasakan kerjasama sebagai tabiat.
Memang, baris berbaris dan yel-yel jadi lomba. Tapi bukan ikut-ikutan seperti tentara. Bukan sekedar teriak hu dan ha. Baris berbaris memberikan hikmat ketaatan anggota pada pemberi aba-aba. Layaknya ketaatan anak pada orang tua dan layaknya rakyat pada umara. Konsentasi, disiplin dan harmonisasi gerak jadi tergambar nyata. Kalau tak konsentrasi gerak jadi beda, kalau tak disiplin pasukan jadi kacau pula dan kalau tak harmonis jadi tidak indah karena tidak ada irama.
Dalam baris berbaris, bila pemimpin salah aba-aba, pasukan boleh interupsi. Inilah tanda satu hati dan tanda peduli. Pemimpin dan anggota bangun komunikasi. Saling mengingatkan dengan jelas, santun dan tak menyakiti. Jangan pula mengingatkan dengan menghina dan caci maki. Yang dingatkan terimalah yu dengan lapang hati. Inilah pasukan yang sejati. Menyusun barisan yang kuat dan rapi 'ka annahum bunyanun marsusun' seperti dalam Kalam Ilahi.
Masak rimba terkesan seperti masak di hutan. Sejatinya bukan itu, tapi melatih kesederhanaan. Melatih bertahan, tetap semangat, tetap gembira dan bersyukur walau dalam keterbatasan. Kelak dewasa diharapkan ia bisa sabar menghadapi cobaan dan ulet menghadapi tantangan.
*Bersambung*
[11/11 12.22] JM G Tutun Sujana: *Hikmah Kembesnas Sako SPN 2018*
Bagian 2
Adapula giat yang memadukan kreativitas dan kecerdasan peserta. Ya, teknologi tepat guna. Teknologi yang berasal dari bahan yang disekitar kita ada, harga yang tak seberapa, dirangkai dengan sederhana, namun sarat dengan nilai guna. Ada yang membuat kompor untuk berpetualang di alam terbuka. Ada yang membuat alat penanda banjir akan tiba. Ada juga alarm yang berbunyi jika maling coba masuk lewat pintu atau jendela. Bahkan ada alat perontok jagung yang efektif dannmudah dibawa kemana-mana. Inilah karya anak bangsa. Karya para cendekia muda. Jika kemarin mereka masih biasa, sekarang mereka sudah luar biasa. Bantu mereka raih cita-cita dengan apa yang kita bisa. Kelak mereka menjadi cendikiawan yang pramuka.
Berikutnya masih dalam ranah teknologi. Kali ini yang berkaitan dengan penyampaian informasi dam komunikasi. Berangkat dari bencana alam tempo lalu di Sulawesi. Tatkala informasi sulit dikirim dan dicari. Tatkala komunikasi dengan daerah luar terhenti. Muncul gagasan merangkai 'set up emergency'. Kegiatannya seperti bermain mengatur jenis frekuensi. Namun punya nilai lebih tinggi yaitu membangun pramuka peduli. Menggunakan gelombang ciptaan Ilahi, kecerdasan digali dan jiwa sosial dibuat berfungsi.
Tepat kurang dua hari dari peringatan hari pahlawan, membangun semangat kebangsaan, giat poster diadakan. Poster yang dibuat bukan sekedar gambar yang ditampilkan dan bukan sekedar keindahan yang ditonjolkan, melainkan makna yang diungkapkan. Melalui poster peserta diminta mengungkapkan rasa syukur kepada pahlawan sekaligus jiwa juangnya digelorakan. Di giat poster pula daya imaginasi ditumbuhkan dan dituangkan. Disinilah jiwa seni dan jiwa juang disatukan. Jadilah pramuka yang 'pahala-wan'.
Suka dan duka dalam perkemahan mengharu biru jadi satu dalam kalbu. Tak ada lagi rasa cemburu oleh perbedaan kontingen, sangga dan regu. Yang ada, adalah rasa rindu yang menderu-deru ingin kembali bertemu.
Tahun depan seolah ta' sabar ku tunggu. Bertemu dalam balutan pakaian yang berjiwa satu, coklat muda, coklat tua dan kacu. Pun upacara yang khusyu serta permainan dan perlombaan yang seru, walau kadang terselip rasa ragu untuk tampil maju.
Kakak-kakakku yang tercinta, ayo kita petik hikmah dari setiap acara. Prosedur embarkasi bukan sekedar tertib administrasi, tapi mengajarkan sikap santun dan perwira. Angkat mengangkat bawaanpun jadi cerita, walau dia tahu dimana harus dirikan tenda. Dari embarkasi inilah terpotret tabiat rukun, kompak dan kerjasama.
Upacara bukan hanya mengajarkan gerak baris berbaris dan sikap sempurna. Di dalamnya ada pelajaran menanamkan jiwa disiplin, konsentrasi dan cinta Indonesia. Berkibarnya bendera merah putih, lembaga dan pramuka memupuk semangat hormat pahlawan bangsa, cinta negara dan siap berjuang menegakkibarkan 'sang pusaka'.
Tali temali bukan sekedar giat, bukan cuma numpang lewat, bukan pula hanya tali diikat pada tongkat. tapi mengandung banyak manfaat. Peserta dilatih bekerja secara cermat, cepat dan tepat, bekerja dalam tim yang hebat dan membiasakan kerjasama sebagai tabiat.
Memang, baris berbaris dan yel-yel jadi lomba. Tapi bukan ikut-ikutan seperti tentara. Bukan sekedar teriak hu dan ha. Baris berbaris memberikan hikmat ketaatan anggota pada pemberi aba-aba. Layaknya ketaatan anak pada orang tua dan layaknya rakyat pada umara. Konsentasi, disiplin dan harmonisasi gerak jadi tergambar nyata. Kalau tak konsentrasi gerak jadi beda, kalau tak disiplin pasukan jadi kacau pula dan kalau tak harmonis jadi tidak indah karena tidak ada irama.
Dalam baris berbaris, bila pemimpin salah aba-aba, pasukan boleh interupsi. Inilah tanda satu hati dan tanda peduli. Pemimpin dan anggota bangun komunikasi. Saling mengingatkan dengan jelas, santun dan tak menyakiti. Jangan pula mengingatkan dengan menghina dan caci maki. Yang dingatkan terimalah yu dengan lapang hati. Inilah pasukan yang sejati. Menyusun barisan yang kuat dan rapi 'ka annahum bunyanun marsusun' seperti dalam Kalam Ilahi.
Masak rimba terkesan seperti masak di hutan. Sejatinya bukan itu, tapi melatih kesederhanaan. Melatih bertahan, tetap semangat, tetap gembira dan bersyukur walau dalam keterbatasan. Kelak dewasa diharapkan ia bisa sabar menghadapi cobaan dan ulet menghadapi tantangan.
*Bersambung*
[11/11 12.22] JM G Tutun Sujana: *Hikmah Kembesnas Sako SPN 2018*
Bagian 2
Adapula giat yang memadukan kreativitas dan kecerdasan peserta. Ya, teknologi tepat guna. Teknologi yang berasal dari bahan yang disekitar kita ada, harga yang tak seberapa, dirangkai dengan sederhana, namun sarat dengan nilai guna. Ada yang membuat kompor untuk berpetualang di alam terbuka. Ada yang membuat alat penanda banjir akan tiba. Ada juga alarm yang berbunyi jika maling coba masuk lewat pintu atau jendela. Bahkan ada alat perontok jagung yang efektif dannmudah dibawa kemana-mana. Inilah karya anak bangsa. Karya para cendekia muda. Jika kemarin mereka masih biasa, sekarang mereka sudah luar biasa. Bantu mereka raih cita-cita dengan apa yang kita bisa. Kelak mereka menjadi cendikiawan yang pramuka.
Berikutnya masih dalam ranah teknologi. Kali ini yang berkaitan dengan penyampaian informasi dam komunikasi. Berangkat dari bencana alam tempo lalu di Sulawesi. Tatkala informasi sulit dikirim dan dicari. Tatkala komunikasi dengan daerah luar terhenti. Muncul gagasan merangkai 'set up emergency'. Kegiatannya seperti bermain mengatur jenis frekuensi. Namun punya nilai lebih tinggi yaitu membangun pramuka peduli. Menggunakan gelombang ciptaan Ilahi, kecerdasan digali dan jiwa sosial dibuat berfungsi.
Tepat kurang dua hari dari peringatan hari pahlawan, membangun semangat kebangsaan, giat poster diadakan. Poster yang dibuat bukan sekedar gambar yang ditampilkan dan bukan sekedar keindahan yang ditonjolkan, melainkan makna yang diungkapkan. Melalui poster peserta diminta mengungkapkan rasa syukur kepada pahlawan sekaligus jiwa juangnya digelorakan. Di giat poster pula daya imaginasi ditumbuhkan dan dituangkan. Disinilah jiwa seni dan jiwa juang disatukan. Jadilah pramuka yang 'pahala-wan'.
KEMBESNAS SAKO SPN 2018
Reviewed by LDII-GARUT
on
21.15
Rating:
Tidak ada komentar:
Comment