PEMANASAN GLOBAL-GO GREEN LDII

FGD LDII: Melirik Kayu Sebagai Energi Alternatif

Sebagai bentuk kepedulian terhadap ketahanan pangan dan energi nasional, LDII mengelar focus group discussion (FGD) terkait hal tersebut. Bertempat di Wisma LDII, Patal Senayan (29/3) Dr. Yetti Rusli, M.Sc. membuka diskusi dengan pemaparan peran manusia dalam mempertahankan keberlanjutan energi di bumi. Menurut Yetti energi yang selama ini digunakan (energi fosil) tidak dapat digunakan terus menerus dan diandalkan sebagai sumber energi. Selain itu energi fosil juga akan habis dan menimbulkan efek emisi yang menjadi efek rumah kaca, penyebab utama pemanasan global saat ini.
Yetti yang juga menjadi peneliti di Kementrian Kehutanan ini mengatakan selama ini pola pikir pemimpin kita terjebak hanya untuk memikirkan teknologi strategis. Padahal menurutnya saat ini kita harus berpikir lebih global tiga lapis ke depan dan belajar dari tiga lapis sejarah di belakang. "Hal tersebut penting dilakukan agar pola pikir tidak terpengaruh dengan bisikan luar yang menyesatkan," jelasnya.
Yetti dalam diskusi mencoba menganggat energi biomassa yang bersumber dari hutan dan pertanian sebagai alternatif pendukung energi fosil yang selama digunakan. Pasalnya energi yang selama ini digunakan dinilai masih kurang dan perlu ditingkatkan produksinya. Pada tahun 2025 diprediksi penduduk Indonesia mencapai 9 miliar yang berarti membutuhkan 60-70% energi tambahan. Energi biomassa atau yang lebih dikenal dunia dengan wood biomass energy ini merupakan alternatif yang baik untuk diambil Indonesia. Mengingat letak geografis Indonesia yang berada di daerah tropis.
Serupa dengan batu bara yang selama ini dilakukan, pemanfaatan energi biomassa juga memanfatkan kandungan karbon dalam kayu sebagai bahan bakar. Akan tetapi hal ini berbeda bila dilihat dari sumber dan emisi yang dihasilkan. Pada batu bara bersumber dari dalam perut bumi dan tidak dapat diperbaharui. Selain itu batu bara juga meningkatkan emisi CO2 di atmosfer. Sebaliknya pada energi biomassa sumbernya dapat diperbaharui dan emisi yang dihasilkan merupakan CO2 yang sebelumnya diserap dari atmosfer. Jadi tidak akan menambah jumlah CO2 bebas. Dengan teknologi terkini dan komputerisasi memungkinkan energi yang dihasilkan oleh kayu dapat beberapa kali lipat lebih besar dibandingkan batu bara.
 "Sejak dulu nenek moyang kita sudah mengajarkan kita memasak dengan kayu bakar yang diambil dari halaman belakang rumah. Sama seperti Indonesia di halamannya banyak hutan dan kayu yang melimpah. Nah tinggal bagaimana kita memanfaatkannya saat ini" jelas Yetti.
Meskipun Korea, Swedia, Amerika, dan banyak negara Eropa sudah banyak negara yang mengembangkan energi ini, ide Yetti masih dihadapkan beberapa pandangan miring. Mulai dari pandangan bahwa kondisi hutan kita saat ini memprihatinkan, emisi CO2 yang dihasilkan, serta hilangnya fungsi hutan apabila ini dilakukan.Akan tetapi Yetti menampik hal tersebut.
Perwakilan Indonesia, dalam Forest Day CIFOR yang diselenggarakan ITTO dan IUCN ini memaparkan saat ini kondisi hutan Indonesia dalam kondisi yang sangat baik. Penebangan hutan produksi menurutnya dapat memaksimalkan kemampuan hutan dalam menyerap CO2 bebas di udara. Teknologi short rotation coopice system  juga dapat diterapkan guna mempercepat waktu tumbuh individu kayu yang dibudidaya.
Di akhir sesi pemamparannya Yetti mengutip sebuah kaliamat di dalam buku Earth and Faith yang diterbitkan UNEP pada tahun 2000. "The spiritual challenge of the ecological crisis draws us back to our religious tradition....". Peningkatan intelektual manusia saat ini kini semakin meningkatkan meningkatkan pemahaman spiritual sehingga kesadaraan akan agama semakin baik. Dari tulisan tersebut Yetti berusaha menyampaikan bahwa berbagai kejadiaan yang selama ini terjadi (termasuk krisis energi) mengajak kita untuk kembali mendekatkan diri kepada Allah. Dalam agama telah banyak perintah-perintah yang menuntun manusia sebagai khalifah untuk menjaga bumi dan kelestariannya. (Bahrun/foto: Wikipedia.com/LINES) , sumber : ldii.or.id


PEMANASAN GLOBAL-GO GREEN LDII PEMANASAN GLOBAL-GO GREEN LDII  Reviewed by LDII-GARUT on 07.19 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Comment

Comments

ads
Diberdayakan oleh Blogger.