LDII Kembangkan Ekonomi Syariah

Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) bertekad mengembangkan penerapan ekonomi syariah melalui pemberdayaan masyarakat terutama di desa-desa. “Kami berupaya lebih mempercepat lagi pengembangan ekonomi syariah saat konsep instrumen ekonomi atau perbankan sudah diatur negara,” kata Ketua Umum LDII Abdullah Syam sebelum penutupan Rapat Kerja Nasional LDII di Jakarta, Kamis pekan lalu.

Menurut dia, LDII akan mencoba melakukan bebagai cara untuk mewujudkan swadaya masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi syariah. Untuk itu, LDII bekerja sama Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk menggelar pelatihan jasa keuangan syariah serta pengelolaan koperasi dengan manajemen syariah.

LDII, ujarnya, juga melakukan kerja sama dengan BRIngin Life Syariah dengan mengikutkan seluruh pengurus LDII dalam program asuransi jiwa dan kecelakaan dan kesehatan senilai Rp100 juta sebagai tahap.

Abdullah menambahkan tekad mengembangkan ekonomi syariah yang muncul dalam rakernas itu berdasar pada komitmen membangun ekonomi umat sebagai bagian ibadah dan dakwah.

Selama delapan tahun LDII memgembangkan usaha bersama, kini telah tercatat 250 unit usaha bersama yang dikelola LDII dengan modal Rp18 miliar. Dari usaha itu, katanya, sisa hasil usaha mencapai Rp1,3 miliar atau Rp6,34 juta untuk per unit usaha. “Potensi ini bermanfaat untuk mewujudkan ekonomi syariah dalam upaya mendorong meningkatkan ekonomi rakyat, ujar Abdullah.

Terkait bencana yang beruntun terjadi di Tanah Air, ia meminta masyarakat tidak menyesali yang terjadi, tetapi bagaimana ke depan menyikapi musibah itu secara bersama-sama. “Musibah ini bisa merupakan ujian atau peringatan, tetapi bisa juga sebagai azab Yang Mahakuasa. Sebab itu, kita perlu introspeksi masing-masing,” katanya.

LDII membentuk tiga posko di Sumatera Barat untuk menerima dan menyalurkan bagi korban gempa di wilayah itu. Sebelumnya, hal serupa dilakukan di gempa Aceh dan Yogyakarta serta banjir di Jakarta. “Ke depan LDII akan bekerja sama Depsos menyiapkan 5.000 relawan untuk dilatih menjadi taruna siaga bencana. Yang diharapkan memiliki kemampuan menangani bencana yang terjadi kapan saja,” katanya. n ANT/E-2 (www.lampungpost.com)