Jokowi : Keterbukaan dan Toleransi sebuah keharusan

Jakarta-Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo membuka Musyawarah Nasional (MUNAS) IX LDII dari Istana Negara pada Rabu (02/04/2021). Munas Tersebut digelar di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Dalam sambutannya, ia tekankan toleransi antar umat beragama. Menurutnya semboyan bangsa Indonesia yakni “Bhineka Tunggal Ika” perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya menjadi semboyan belaka.


“Walaupun kita berbeda suku, berbeda ras, berbeda agama, berbeda pandangan dalam keagamaan tetapi kita tetap saling menghormati, tetap saling rukun, dan Bersama-sama bergotong royong”, tutur Jokowi.

Indonesia merupakan negara yang heterogen. Oleh karenanya, perbedaan-perbedaan yang ada, tidak boleh menjadi penghalang untuk tetap Bersatu. Bhineka Tunggal Ika menunjukan bahwa Keanekaragaman Indonesia perlu dijunjung tinggi dengan saling menghormati dan menghargai unjuk mencapai tujuan nasional.

“Toleran adalah sebuah keharusan. Saling menghargai segala perbedaan, termasuk perbedaan keyakinan, saling menghormati dan belajar dari orang lain, sehingga terjadi kesamaan sikap yang saling menghormati dalam perbedaan-perbedaan”, lanjutnya.

Sikap toleransi inilah yang harus selalu dijunjung tinggi oleh semua komponen bangsa, termasuk ormas-ormas Islam dalam menjalankan segala roda organisasi. Keterbukaan antar umat beragama menjadi kunci untuk saling memahami dan menghargai satu sama lain.

“Sikap tertutup, sikap eksklusif adalah sikap yang tidak sesuai dengan Bhineka Tunggal Ika. Sikap tertutup akan meningatkan Intoleransi, akan merusak sendi-sendi negara bangsa kita. Praktek-praktek agama yang tertutup, yang eksklusif harus kita hindari, karena sikap ini akan memicu penolakan-penolakkan masyarakat”, imbuhnya.

Mengingat pentingnya keterbukaan dan toleransi, Jokowi mengajak semua komponen bangsa, termasuk LDII untuk selalu terbuka dan meningkatkan toleransi antar umat beragama.

“Komitmen LDII untuk menganut paradigma baru yang terbuka, yang toleran, yang ber-Bhineka Tunggal Ika harus selalu diteruskan dan ditingkatkan lagi, yang sangat menghormati agama lain, yang sangat menghormati umat Islam yang memilki pandangan agama yang berbeda, yang bersedia bekerja sama dengan ormas-ormas Islam lainnya”, tambahnya.

Terlebih, Jokowi berpesan pada LDII untuk meneruskan Green Dakwahnya, yakni dakwah yang menyejukkan, dakwah yang santun, dakwah yang membawa kemaslahatan umat. Karena pada hakikatnya, Islam tidak pernah mendukung tindak kekerasan, anarkis, dan ajaran-ajaeran radikal, bahkan Islam mengecam hal tersebut.

“Kita harus berpedoman pada ajaran keagamaan yang sejuk, ajaran keagamaan yang ramah, mengedepankan toleransi, serta menjauhi sikap yang tertutup, sikap yang eksklusif”, tutupnya.
Jokowi : Keterbukaan dan Toleransi sebuah keharusan Jokowi : Keterbukaan dan Toleransi sebuah keharusan Reviewed by LDII-GARUT on 21.43 Rating: 5

1 komentar:

  1. Bagus Pak Presiden, jika karakter lembut diterapkan insyallah masyarakat mendekat pada kebenaran. Demikian nasehat Allah pada Nabi Muhamad SAW. LDII eksen berbudi pekerti luhur, profesional dan religius. Ini sejalan dengan gagasan manusia mahluk holistic yang selaras dan seimbang dengan lingkungan dimana mereka hidup.

    BalasHapus

Comment

Comments

ads
Diberdayakan oleh Blogger.